Dari jaman siswa masih duduk di bangku SD, sudah ada ‘pengumuman’ bahwa dalam suatu segitiga, jumlah besar sudutnya adalah 180°. Setiap siswa harus percaya hal itu, tanpa penjelasan apapun. Memang pada tingkat pendidikan dasar, hal tersebut tidak begitu penting. Hal tersebut karena memang materi yang diajarkan belum sampai sejauh untuk membuktikan.
Pada jenjang selanjutnya, baik SMP ataupun SMA pemikiran siswa sudah berkembang, pengumuman seperti itu harus diganti dengan siswa menemukan sendiri pengetahuannya, atau juga ada yang menyebut discovery learning. Jadi siswa mengkonstruk sendiri pengetahuannya untuk menemukan pengetahuan baru, guru hanya memfasilitasi saja, bukan berupa pengumuman seperti pada awal tulisan.
Kembali ke materi jumlah besar sudut segitiga, teorema segitiga yang mengatakan bahwa jumlah besar sudut dalam suatu segitiga adalah 180° sudah banyak buktinya. Ada yang menggunakan gambar, ada juga yang menggunakan analisis. Tetapi pembuktian yang berupa gambar sebuah segitiga kemudian sudutnya dipotong dan dirangkai membentuk garis lurus tersebut cenderung merupakan sebuah penunjukkan bahwa jumlah besar sudut segitiga adalah 180°, bukan sebuah pembuktian. Hal tersebut lebih cocok bagi jenjang pendidikan dasar yang lebih baik lagi jika menggunakan alat peraga matematika.
Untuk contoh pembuktian jumlah besar sudut segitiga, coba perhatian berikut!
Buatlah garis yang melalui titik C dan sejajar dengan AB, yaitu garis DE.
Karena , maka berakibat:
(sudut dalam berseberangan)
(sudut dalam berseberangan)
Jumlah besar sudut segitiga:
Pembuktian tersebut merupakan contoh sederhana, masih banyak teknik pembuktian-pembuktian yang lain.
ikut nyimak aja aah hehe.,
mas dapet award dariku., terima ya., 😀
lihat ya.,
Wah award apa mas? oke, makasih sebelumnya gan.
#menuju tekape naik elang
1. Pembuktiannya bagus pak. Tetapi untuk kalimat DE || B itu yang bener apa nggak DE || AB?
2. Karena di blog ini pastinya akan dipenuhin dengan rumus Matematis, sudah nginstal plugin codecog untuk ngetik model rumus itu kan pak?
3. Bagus nih, boleh dong saya di sms agar lebih dekat ke nollapantojo-lapantegaduwa-duwambelanlema-nolnolmbelan 😆
1. Iya pak bener, kemaren AB tapi pas ganti lambang sejajarnya huruf A kehapus, ini juga baru sempet ketahuan lagi tadi pak.
maturnuwun koreksinya.
2. Untuk rumus matematis saya pake plugin latex pak, walopun jadi lebih ribet nulisnya tapi sambil buat belajar.
3. Nomornya sudah saya save, Pak.
Pernah saya lakukan di depan kelas pak menemukan kembali sebuwah rumus, tetapi kelemahannya banyak:
1. Banyak anyak buwah yang mengeluh “TAMBAH PUYING”, maklum mayoritas anyakku di daerah pedalaman, perbukitan, di sekitar hutan karet SMPnya. Kayaknya siswa SMP kelas VII mingsih setaraf dengan anyak SD, sehingga lebih cocok nekjika diberikan di kelas VIII/IX
2. Waktu banyak tersita ke situ, sehingga target kurikulum kadang tidak tercapai, belon mikirin target ketuntasannya. Mohon solusinya pak. Thengs 😆
Memang pak, metode seperti itu juga memiliki kekurangan. Walaupun guru sudah mempersiapkan segala sesuatunya tetapi siswa kadang masih kurang semangat, sehingga hasil juga kurang maksimal.
Sepertinya menggunkana pertanyaan-pertanyaan bagus yang sifatnya membangun bisa sedikit membantu pak, jadi siswa cukup ditanya sambil diarahkan.
efisiensi waktu memang jadi kendala, maka persiapan yang matang sangat diperlukan.
hmm…
mksiiii materi.a…
tp tmbh yk lbih spesifik lg dund….
🙂
Iya sama-sama, trimaksih masukannya. Yang lebih spesifik gimana maksudnya?
Sumpeh ane ndak paham
tapi thanks mas bos sharingnya
biar newbie ini jadi tambah ilmu baru 🙂
Sama-sama mas, moga bisa bermanfaat ilmunya.
tapi kalo berbicara Geometri Reinmann jumlah sudutnya tidak pas loh 😀
Untuk matematika tingkat sekolah menengah setahu saya yang dibahas hanya geometri euclidian, sedangkan untuk geometri non euclid untuk tingkat lanjut.
Tapi makasih tambahannya 🙂
😀
tuker link bro kalo boleh 🙂